Minggu, 01 November 2009
Kamis, 15 Oktober 2009
Selasa, 13 Oktober 2009
Latihan Biologi Sel
Perhatikan masing-masing teks soal!!
a.Buatlah minimal empat perbandingan pada gambar tersebut! (15)
b.Jelaskan tahap-tahap sintesis protein pada retikulum endoplasma kasar (20)
c.Bandingkan antara translokasi protein terlarut dan protein yang diperuntukkan untuk membran (10)
d.Tuliskan tahap-tahap sintesis lesitin dan enzim-enzim yang terlibat! (10)
Senin, 12 Oktober 2009
Tumbuhan Pacing
MENCIT(Mus musculus) ICR BETINA
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar
Mangostin
DAYA HAMBAT MANGOSTIN TERHADAP KEHAMILAN MENCIT
(Mus musculus) SWISS WEBSTER BETINA
PADA PERIODE PRA IMPLANTASI
Adnan*
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat mangostin terhadap kehamilan mencit (Mus musculus) Swiss Webster . Mangostin dilarutkan dalam minyak kacang dan disuntikkan secara sub kutan setiap hari pada umur kehamilan hari ke-1 s/d hari ke-4. Dosis mangostin yang digunakan adalah 10, 25, dan 50 mg/kg berat badan dan kontrol. Daya hambat mangostin terhadap kehamilan diamati pada umur kehamilan hari ke-10 dan hari ke-18. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah korpus luteum, jumlah implantasi, jumlah kematian pasca-implantasi dan jumlah fetus hidup. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap berat badan mencit. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan rumus tertentu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangostin dengan dosis 25 dan 50 mg/kg berat badan dapat meningkatkan persentase kehilangan gestasi, kematian pasca implantasi, dan. menurunkan jumlah implantasi dan fetus hidup. Dengan demikian mangostin memiliki kemampuan untuk menghambat atau mengganggu terjadinya kehamilan, khususnya pada periode pra-implantasi atau pada umur kehamilan hari ke-10 dan hari ke-18
*) Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengathauan Alam, Universitas Negeri Makassar,
Rimpang Tumbuhan Pacing
(Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP FERTILITAS
MENCIT(Mus musculus) ICR JANTAN
*) Dosen Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengathauan Alam, Universitas Negeri Makassar, Nomor Kontrak:030/P2IPT/DM/V/2000.
Sabtu, 10 Oktober 2009
PENGARUH EKSTRAK NORMAL HEKSAN RIMPANG TUMBUHAN PACING (Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGI UTERUS MENCIT(Mus musculus)
PENGARUH EKSTRAK
(Costus speciosus, J.E Smith) TERHADAP STRUKTUR HISTOLOGI UTERUS
MENCIT(Mus musculus)
Adnan
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing terhadap struktur histologi uterus mencit. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 4 kelompok perlakuan. Untuk kelompok kontrol tidak diberikan ekstrak rimpang tumbuhan pacing, sedangkan untuk 3 kelompok perlakuan masing-masing diberikan ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing dengan dosis 25, 50 dan 75 mg/kg berat badan. Jumlah mencit betina yang digunakan 20 ekor, setiap perlakuan tediri atas 5 ekor mencit. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing disuspensikan dalam CMC 0,1%. Pemberian ekstrak dilakukan secara oral dengan volume 0,5 cc/mencit selama 15 hari secara berturut-turut. Setelah 15 hari, mencit dari masing masing perlakuan dimatikan, dibedah, dan uterusnya diangkat unruk dibersihkan. Uterus dibersihkan dengan menggunakan NaCl fisiologis, dan selanjutnya dilakukan mikroteknik dengan menggunakan metode parafin. Uterus mencit disayat secara seri dengan ketebalan 7 um. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan pewarna hematoksilin-eosin (HE). Parameter yang diamati adalah tebal otot memanjang uterus, tebal otot melingkar uterus, tebal lamina propris, jumlah kelenjar endometrium, tinggi epitel lumen pada uterus, dan tebal epitel kubus pada kelenjar endometrium. Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan mikroskop cahaya merk Nikon, pembesaran 10 x 40 dengan teknik mikrometrik. Setiap mencit perlakuan diamati 10 preparat. Setiap preparat dimati sebanyak 5 kali bidang pandang. Data hasil pengamatan dianalisis secara infrensial dan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ekstrak rimpang tumbuhan pacing (Costus speciosus) pada dosis 25 dan 50 mg/kg bb menyebabkan tebal otot melingkar, tebal otot memanjang, tinggi epitel uterus dan tebal epitel kelenjar menurun, namun pada dosis 75 mg/kg berat badan menyebabkan tebal otot melingkar, tebal otot memanjang, tinggi epitel uterus dan tebal epitel kelenjar meningkat. Ekstrak n-heksan rimpang tumbuhan pacing tidak berpengaruh terhadap jumlah kelenjar endometrium dan tebal lamina propria.
Keyword: Pacing, Ektrak n-heksan, Histologi uterus
PENGARUH FITOSTEROL DAUN TUMBUHAN LAMUN (Enhalus acoroides) TERHADAP FUNGSI REPRODUKSI MENCIT(Mus musculus) ICR BETINA
PENGARUH FITOSTEROL DAUN TUMBUHAN LAMUN
(Enhalus acoroides) TERHADAP FUNGSI REPRODUKSI
MENCIT(Mus musculus) ICR BETINA
Adnan dan Muhammad Jasri Djangi
Jurusan Biologi/Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fitosterol daun lamun terhadap fungsi reproduksi mencit betina Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fitosterosl daun tumbuhan lamun terhadap persentase kehilangan gestasi, implantasi, jumlah anak sekelahiran, fetus mati, embrio resorbsi, berat badan fetus, dan kelainan perkembangan pada mencit (Mus musculus) ICR betina bila diberikan 5 hari selama periode pra implantasi. Disain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri 4 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol diberikan CMC 0,5%, sedangkan untuk kelompok perlakuan diberikan fitosterol daun tumbuhan lamun dengan dosis 25, 50, dan 75 mg/kg bb. Pemberian fitosterol dilakukan secara oral dengan volume 0,5 ml per mencit selama 5 hari pada periode pra implantasi. Pada hari ke -18, masing-masing mencit pada setiap kelompok dimatikan dengan cara dislokasi leher dan dilakukan pengamatan terhadap jumlah korpus lutem, jumlah implantasi, jumlah kehilangan gestasi, jumlah anak sekelahiran, jumlah fetus mati, jumlah embrio resorbsi, berat badan fetus, dan kelainan eksternal bila ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fitosterol daun tumbuhan lamun selama 5 hari (periode pra implantasi) dengan dosis 25, 50, dan 75 mg /kg bb secara statistik dengan uji F α 0,05 yang dilanjutkan dengan uji BNT α 0,05 menyebabkan persentase kehilangan gestasi meningkat, persentase implantasi menurun, jumlah anak sekelahiran menurun, persentase kematian fetus dan embrio resorbsi menurun. Beradasarkan hasis analisis data dapat disimpulkan bahwa fitosterol daun tumbuhan lamun mengganggu fungsi reproduksi mencit betina.